• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Nama Instansi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
  • Beranda
  • Menara Ilmu
  • Rantai Pasok Sembada Hitam di Sleman Yogyakarta

Rantai Pasok Sembada Hitam di Sleman Yogyakarta

  • Menara Ilmu
  • 8 November 2018, 11.21
  • Oleh:
  • 0

Sembada Hitam, adalah salah satu produk beras lokal unggulan Kabupaten Sleman dengan jenis beras hitam yang namanya telah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Varietas ini cenderung kurang dikenal masyarakat secara umum bahkan dalam lingkup Kabupaten Sleman sendiri. Tidak jarang petani enggan menanam karena umur tanamnya yang panjang yaitu mencapai 140 hari, atau 40 hari lebih lama dari beras biasa.

sembada-hitam
Gambar 1. Sembada Hitam di salah satu retail di Yogyakarta
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sembada Hitam termasuk varietas lokal yang perlu dijaga keberadaannya untuk mempertahankan eksistensinya. Hal tersebut menjadi semangat baru bagi pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan Sembada Hitam melalui pembinaan pada beberapa kelompok tani hingga saat ini terdapat beberapa kelompok tani yang secara kontinu mengembangkan Sembada Hitam dan membentuk suatu jaringan rantai pasok. Para actor yang terlibat pada rantai pasok Sembada Hitam antara lain petani, kelompok tani, distributor, pengecer, serta konsumen akhir. Sekelompok petani yang menanam Sembada Hitam menjual hasil panen (umumnya gabah kering) kepada kelompok tani. Oleh kelompok tani gabah tersebut diolah menjadi beras melalui proses penjemuran, penggilingan, serta pengemasan (karung) dan dijual kepada distributor. Para distributor umumnya melakukan sortasi dan pengemasan ulang menjadi jumlah yang lebih kecil atau disesuaikan permintaan pengecernya. Para pengecer sendiri terdapat 2 jenis yaitu pengecer besar dan kecil. Pengecer besar seperti ritel-ritel modern dan pengecer kecil yaitu perorangan yang melakukan kegiatan ­reseller langsung kepada konsumen akhir. Para actor tersebut membentuk beberapa alur rantai pasok dengan alur mayoritas sebagai berikut:

alur-mayoritas-rantai-pasok-sembada-hitam
Gambar 2. Alur mayoritas rantai pasok Sembada Hitam di Sleman

Seiring berjalannya waktu para petani dan kelompok tani tentunya ingin berkembang dengan memperluas jaringan distribusi akan tetapi mereka cenderung belum mendapatkan pasar tetap. Petani menyatakan bahwa diperlukan jembatan antara petani dan pembeli agar kontinuitas produksi dapat berjalan bahkan dapat meningkat. Mereka juga berpendapat bahwa pemerintah harus andil dalam membukakan pasar.

 

References :

Kristamtini, Setyo W, Sutarno, Sudarmaji, dkk. Pelestarian Partisipasif Padi Beras Hitam Lokal di Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian. BPTP Yogyakarta.

Riyadi, Anisah. Strategi Pengembangan Kinerja Rantai Pasok Beras Hitam di Kabupaten Sleman D.I Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

 

Penulis: Anisah Riyadi (TIP 2014)

Recent Posts

  • Pengelompokan Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan Metode Fuzzy Clustering di Wilayah Pengasih Timur Sistem Irigasi Kalibawang
  • Industri Pangan Fungsional di Indonesia
  • Bagaimana Membedakan Klaim Ilmiah dan Hoax
  • Pangan Fungsional dan Nutrisetikal: Sejarah & Perkembangan Terkini
  • Potensi Pasar dan Konsumen Pangan Fungsional di Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Alamat Instansi
Nomor Telepon Instansi
Email Instansi

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju