• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Nama Instansi
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Menu 1
  • Menu 2
  • Menu 3
  • Beranda
  • Menara Ilmu
  • Bubuk Buah Tomat dengan Spray Dryer

Bubuk Buah Tomat dengan Spray Dryer

  • Menara Ilmu
  • 29 October 2017, 22.41
  • Oleh:
  • 0

Oleh : Arifin widyatmoko

Beragamnya produk-produk pertanian di Indonesia tak lantas membuat seluruh petani sejahtera begitu saja. Tantangan demi tantangan selalu dihadapi petani selaku pihak utama dalam pengolahan produk pertanian. Mulai dari hama dan penyakit tanaman, iklim yang kurang mendukung, hingga harga produk pertanian di pasaran yang sangat rendah. Dilansir dalam laman merdeka.com pada tahun 2015, harga tomat petani garut hanya seharga Rp 200,-/kg. Akibat kekesalan rendahnya harga tomat dipasaran bahkan petani membuangnya ke saluran-saluran air terdekat. Hal tersebut membuat petani dan berbagai pihak terkait “memutar otak” bagaimana untuk meningkatkan kesejahteraan petani, termasuk dari segi harga produk pertanian.

Gambar 1. Mesin Spray Dryer
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk itu mulailah para akademisi maupun pihak pemerintah menggalakkan untuk mengolah produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dan memiliki daya simpan (shelf life) yang lama. Salah satu produk olahan tomat adalah bubuk tomat. Keuntungan bentuk bubuk adalah lebih awet, ringan, volumenya lebih kecil sehingga dapat mempermudah dalam pengemasan dan pengangkutan. Namun kendala yang sering dijumpai adalah pencoklatan produk yang ditimbulkan oleh jenis bahan. Timbulnya warna coklat diakibatkan oleh pH yang terlalu ekstrem pada sari buah tomat sehingga dapat mempercepat degradasi asam askorbat dan likopen. Nurika (1999) mengatakan untuk mendapatkan stabilitas warna bubuk pewarna dari ekstrak angkak digunakan konsentrasi dekstrin 5,5% dan suhu inlet spray drying 160ºC.

Berdasar pada hasil kajian yang dilakukan Ulyatu, hasil terbaik kualitas warna tomat yang didapatkan yaitu dengan penambahan dekstrin 5% dan tween 80 0,5 %. Dalam hal ini bukan tak mungkin apabila pengolahan bubuk tomat akan memiliki nilai jual yang tinggi. Memang membutuhkan pendampingan dan pengolahan lebih lanjut dalam mengolah tomat. Akan tetapi hasil yang didapat memiliki nilai jual tinggi dan tahan lama.

 

Sumber Pustaka

Fadil, I. (2015, Agustus 12). Kesal dihargai Rp 200 per kg, petani Garut buang tomatnya di jalan. Retrieved from merdeka: www.merdeka.com

Ulyatu Fitrotin, h. p. (2000). PEMBUATAN BUBUK SARI BUAH TOMAT DENGAN METODE SPRAY. Malang: ibrarian.

Nurika, I. 1999. Pengaruh Konsentrasi Dekstrin Suhu Inlet Spray Dryer Terhadap Stabilus Warna Bubuk Pewarna Dari Ekstrak Angkak. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. 82 hal.

Recent Posts

  • Pengelompokan Perkumpulan Petani Pemakai Air dengan Metode Fuzzy Clustering di Wilayah Pengasih Timur Sistem Irigasi Kalibawang
  • Industri Pangan Fungsional di Indonesia
  • Bagaimana Membedakan Klaim Ilmiah dan Hoax
  • Pangan Fungsional dan Nutrisetikal: Sejarah & Perkembangan Terkini
  • Potensi Pasar dan Konsumen Pangan Fungsional di Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Alamat Instansi
Nomor Telepon Instansi
Email Instansi

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju